Heboh Emas Bombana
Kasipute, KP
Berita penemuan emas di Sungai Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu, Kabupaten Bombana seperti diberikan koran ini satu minggu lalu ternyata telah melebar ke mana-mana. Tidak hanya di dalam wilayah Bombana, di luar Bombana pun, bahkan di Sulawesi Selatan, berita penemuan tambang emas itu telah beredar luas. Buktinya, ribuan bahkan puluhan ribu masyarakat dari berbagai wilayah, kini berbondong-bondong ke Bombana.
Pantauan wartawan koran ini, puluhan ribu manusia telah memadati sungai Tahi Ite. Siapa saja yang datang, bebas mendulang dan sudah pasti dapat emas. Hj Rukayah misalnya, dalam dua hari mendulang ia mendapatkan butiran emas seberat 15 gram. "Saya tidak pindah-pindah mendulang. Emas ini saya dapat di tempat ini," terang Rukayah, warga Konawe Selatan yang khusus datang ke Tahi Ite.
Pemerintah Kabupaten Bombana masih memberikan kebebasan kepada masyarakat. Kebebasan ini tidak saja diberikan kepada warga Bombana namun masyarakat dari daerah lain pun diperlakukan seperti itu. Seperti dituturkan Suhardi Suhar, Komandan Operasi Satpol PP Bombana menjelaskan, pemerintah akan memberikan kelonggaran kepada masyarakat untuk mendulang emas hingga hari H Idul Fitri. Setelah itu, pemerintahan akan memberlakukan aturan khusus. Warga akan tetap diberikan kebebasan dengan ketentuan, tidak boleh menggunakan alat pendulang berteknologi. "Yang dibolehkan hanya alat-alat tradisional seperti wajan, sekopang dan pacul. Tidak boleh menggunakan alat bermesin," katanya.
Suhardi juga mengaku telah melakukan pendataan panjang lokasi. Untuk sementara, katanya, panjang sungai yang telah didulang oleh masyarakat mencapai 10 km lebih. Itupun, hulu sungai yang terletak di kampung Polodu maupun hilir belum terjangkau. "Yang kita ukur itu hanya sungai yang sudah ada orangnya. Sebenarnya masih banyak lagi masyarakat yang mendulang di seberang gunung tapi hari ini, kita tidak bisa jangkau lagi. Terlalu jauh dan semuanya penuh manusia," tuturnya.
Banyaknya warga dan bebasnya pintu masuk, memang menyulitkan aparat untuk melakukan penertiban. Kesulitan ini mengingat kawasan Tahi Ite merupakan padang alang-alang dengan gunung yang tergolong landai. Kendaraan bebas masuk dari arah manapun tanpa mendapatkan hambatan. "Saya juga kaget, kok banyak ruas jalan seperti ini. Minggu lalu kita kesini, jalanan yang ada masih satu jalur. Sekarang tak terhitung lagi," tutur Sulaiman SH MM, salah seorang pejabat di Bappeda Bombana yang ditemui di lokasi.
Sementara itu, Kadis Lingkungan Hidup Bombana, Burhan SE MSi menjelaskan, pemerintah Kabupaten Bombana belum memikirkan kehadiran investor terkait penemuan tambang emas ini. Menurut dia, pemerintah masih terfokus untuk melayani masyarakat untuk menikmati rejeki dari tanah airnya. Yang sementara dilakukan adalah, pemerintah akan melakukan pendataan agar tidak tumpang tindih. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan penelitian untuk mengetahui titik emas yang sesungguhnya. "Jangan sampai gunung yang di sebelah ini adalah gunung emas. Makanya, titik-titik di lokasi ini akan kita teliti seluruhnya," katanya.
Banyaknya masyarakat yang datang di Tahi Ite membuat pemerintah akan memberlakukan aturan. Kata Suhari Suhar, para penambang akan dibentuk kelompok dan dibekali dengan kartu identitas. Mereka yang ber-KTP Bombana akan diberikan kebebasan dengan biaya Rp 100.000 per orang dengan masa berlaku 6 bulan. Untuk warga lain yang tak punya KTP Bombana akan diberikan syarat tambahan. "Saya kira tidak terlalu berat Rp 100 ribu per orang selama enam bulan. Mereka kan bisa mendapatkan emas 3-4 gram per hari. Kalau selama enam bulan, saya kira akan banyak emas yang mereka dapatkan," tuturnya
Sumber Kendari Pos
Berita penemuan emas di Sungai Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu, Kabupaten Bombana seperti diberikan koran ini satu minggu lalu ternyata telah melebar ke mana-mana. Tidak hanya di dalam wilayah Bombana, di luar Bombana pun, bahkan di Sulawesi Selatan, berita penemuan tambang emas itu telah beredar luas. Buktinya, ribuan bahkan puluhan ribu masyarakat dari berbagai wilayah, kini berbondong-bondong ke Bombana.
Pantauan wartawan koran ini, puluhan ribu manusia telah memadati sungai Tahi Ite. Siapa saja yang datang, bebas mendulang dan sudah pasti dapat emas. Hj Rukayah misalnya, dalam dua hari mendulang ia mendapatkan butiran emas seberat 15 gram. "Saya tidak pindah-pindah mendulang. Emas ini saya dapat di tempat ini," terang Rukayah, warga Konawe Selatan yang khusus datang ke Tahi Ite.
Pemerintah Kabupaten Bombana masih memberikan kebebasan kepada masyarakat. Kebebasan ini tidak saja diberikan kepada warga Bombana namun masyarakat dari daerah lain pun diperlakukan seperti itu. Seperti dituturkan Suhardi Suhar, Komandan Operasi Satpol PP Bombana menjelaskan, pemerintah akan memberikan kelonggaran kepada masyarakat untuk mendulang emas hingga hari H Idul Fitri. Setelah itu, pemerintahan akan memberlakukan aturan khusus. Warga akan tetap diberikan kebebasan dengan ketentuan, tidak boleh menggunakan alat pendulang berteknologi. "Yang dibolehkan hanya alat-alat tradisional seperti wajan, sekopang dan pacul. Tidak boleh menggunakan alat bermesin," katanya.
Suhardi juga mengaku telah melakukan pendataan panjang lokasi. Untuk sementara, katanya, panjang sungai yang telah didulang oleh masyarakat mencapai 10 km lebih. Itupun, hulu sungai yang terletak di kampung Polodu maupun hilir belum terjangkau. "Yang kita ukur itu hanya sungai yang sudah ada orangnya. Sebenarnya masih banyak lagi masyarakat yang mendulang di seberang gunung tapi hari ini, kita tidak bisa jangkau lagi. Terlalu jauh dan semuanya penuh manusia," tuturnya.
Banyaknya warga dan bebasnya pintu masuk, memang menyulitkan aparat untuk melakukan penertiban. Kesulitan ini mengingat kawasan Tahi Ite merupakan padang alang-alang dengan gunung yang tergolong landai. Kendaraan bebas masuk dari arah manapun tanpa mendapatkan hambatan. "Saya juga kaget, kok banyak ruas jalan seperti ini. Minggu lalu kita kesini, jalanan yang ada masih satu jalur. Sekarang tak terhitung lagi," tutur Sulaiman SH MM, salah seorang pejabat di Bappeda Bombana yang ditemui di lokasi.
Sementara itu, Kadis Lingkungan Hidup Bombana, Burhan SE MSi menjelaskan, pemerintah Kabupaten Bombana belum memikirkan kehadiran investor terkait penemuan tambang emas ini. Menurut dia, pemerintah masih terfokus untuk melayani masyarakat untuk menikmati rejeki dari tanah airnya. Yang sementara dilakukan adalah, pemerintah akan melakukan pendataan agar tidak tumpang tindih. Selain itu, pemerintah juga akan melakukan penelitian untuk mengetahui titik emas yang sesungguhnya. "Jangan sampai gunung yang di sebelah ini adalah gunung emas. Makanya, titik-titik di lokasi ini akan kita teliti seluruhnya," katanya.
Banyaknya masyarakat yang datang di Tahi Ite membuat pemerintah akan memberlakukan aturan. Kata Suhari Suhar, para penambang akan dibentuk kelompok dan dibekali dengan kartu identitas. Mereka yang ber-KTP Bombana akan diberikan kebebasan dengan biaya Rp 100.000 per orang dengan masa berlaku 6 bulan. Untuk warga lain yang tak punya KTP Bombana akan diberikan syarat tambahan. "Saya kira tidak terlalu berat Rp 100 ribu per orang selama enam bulan. Mereka kan bisa mendapatkan emas 3-4 gram per hari. Kalau selama enam bulan, saya kira akan banyak emas yang mereka dapatkan," tuturnya
Sumber Kendari Pos
13 komentar
bisa jadi kaya dong orang kendari sekarang......
ReplyDeletesalam ...
from anak kendari yang jauh dirantau
marewa
kekayaan alam titipan tuhan kpd manusia n dikuasai oleh negara n dimamfaatkn sebesar2nya UNTUK rakyat.inagt yah .
ReplyDeleteNgiri aja kerjaan luh
ReplyDeletekendary gt lo............................ gilakan klo semua nak kendary udah ga ada yang pengangguran lg. makanya buat lo0 yang dah dapat lebih dari 10 gram jangan lupa tuhan.............. goyang truzzzzzzzzzzzzzz ..... tu wajan ampe bolong.
ReplyDeleteeh.... tau ga???? kendary itu kota yang bertakwa, ga pernah masuk tv,krna kasus kriminalitas, makanya tuhan sayang ma orang2 di kendary..... ini jga berkat doa masyarakat kendary yang slalu tabah dngan kemiskinanya dulu. eeeeiiiiitttttttt,,,,,,,,, tp skarang beda loh.... kendary makin kaya emas browwww,,,,,,,
ReplyDelete"Iya memang Tp bukan kendari Brow Bombana geto brow"
inikan anugrah dari allah swtjadi marilah kita kelolah secara bersama engan aman jangan ada yang merasa memilki, karena kita semua hidup sama-sama butuh makan
ReplyDeleteini adalah potensi alam kendari, mudah-mudahan kita bisa mensyukurinya dengan cara bukan hanya emas yang terbayang tetapi senang tiasa kita berpikir siapa yang mengadakan segalanya, bagi yang mendapatkan lebih agar separuhnya di zakatkan kepada yang membutuhakan
ReplyDeleteSaya turut senang atas yang terjadi di sana, moga saja lebih banyak emas yang mereka temukan. Amien. Tapi kalo udah dapat, jangan lupa bersyukur pada Allah, oke!
ReplyDeleteEmas Bombana berkah dan musibah. Berkah karena meningkatkan kesejahteraan rakyat. Musibah karena udah banyak kafe dan wanita komersil masuk disana. Gimana ni? Carilah berkah dan hindari musibah. oke, wassalam
ReplyDeleteSelamat mendulang ........
biar bgmanapun pemerintah harus tetap memantau kondisi masyarakat utamanya dalam hal kesehatan krna umumnya lingkungan akan tercemari sehingga banyak penyakit yang timbul.
ReplyDeletehati-hati.......!
terlepas dari itu pemda harus melihat pengembangan wilayahnya dimana kekayaan yang ada sekarang harus bisa dimenej demi keberlanjutan pembangunan
ingat barang itu langka dan bukan hanya orang yang hidup dijaman sekarang menjadi penikmat sejati melainkan generasi mendatang juga punya hak. kasian aja kalo kita hanya meninggalkan puing-puing kekayaan alam.
MEMANG BETUL SIH...KL TANAH AIR DAN SEGALA KEKAYAAN YANG TERKANDUNG DI BUMI ADALAH MILIK NEGARA,
ReplyDeleteJADI INGAT BUKAN MILIK MASYARAKAT UMUM KARNA BISA TIMBUL MASALAH....
BAHASANYA KAN GINI.......MILIK NEGARA DAN DIPERGUNAKAN UNTUK KEMAKMURAN RAKYAT.
JADI MENURUT SAYA KURANG TEPAT KALO DIKELOLAH LANGSUNG OLEH MASYARAKAT KARNA BISA TERJADI KEPEMILIKAN SEPIHAK ATAU ORANG TERTENTU SAJA.
PEMERINTAH DAN MASYARAKAT SEHARUSNYA MENGELOLAH SECARA BERSAMA-SAMA SEHINGGA SISTEM PENGELOLAAN LEBIH JUJUR DAN JELAS ARAH PERUNTUKANNYA UNTUK KEMAKMURAN MASYARAKAT SETEMPAT DAN PEMBANGUNAN WILAYAH DAN KOTA YANG LEBIH MAJU.
moga2 aja dgn tambang emas rakyat kendari lbh makmur,bukan pemerintahx doang yang kenyang tapi masyarakatx jga.pemerintah maux enak doank rakyat sengsara
ReplyDeletehalah' d indo nesia pmerintaanya, mikirin prut msing2 aja
ReplyDelete