Update
Loading...

Menganalisis Hasil Test

MENGANALISIS HASIL TES

1. Menilai tes yang dibuat sendiri
Guru yang sudah banyak berpengalaman, mengajar dan menyusun soal-soal tes, juga masih sukar menyadari bahwa tesnya masih belum sempurna. Oleh karena itu cara yang paling baik adalah secara jujur melihat hasil yang diperoleh oleh siswa.
Ada 4 cara untuk menilai tes, yaitu:
a. Meneliti secara jujur soal-soal yang sudah disusun, kadang-kadang dapat diperoleh jawaban tentang ketidak jelasan perintah atau bahasa, taraf kesukaran, dan lain-lain keadaan soal tersebut.
Pertanyaan-pertanyaan tersebut antara lain:
(1) Apakah banyaknya soal untuk tiap topik sudah seimbang ?
(2) Apakah semua soal menanyakan bahan yang telah diajarkan ?
(3) Apakah soal yang kita susun tidak merupakan pertanyaan yang membingungkan (dapat disalah tafsirkan) ?
(4) Apakah soal itu tidak sukar untuk dimengerti ?
(5) Apakah soal itu dapat dikerjakan oleh sebagian besar siswa ?
b. Mengadakan analisis soal (item analysis). Analisis soal adalah suatu prosedur
Yang sistematis, yang akan memberikan informasi-informasi yang sangat khusus terhadap butir tes yang kita susun.

Faedah mengadakan analisis soal:
(1) Membantu kita dalam mengidentifikasi butir-butir soal yang jelek.
(2) Memperoleh informasi yang akan dapat digunakan untuk menyempurnakan soal-soal untuk kepentingan lebih lanjut.
(3) Memperoleh gambaran secara selintas tentang keadaan yang kita susun.
c. Mengadakan checking validitas. Validitas yang paling penting dari tes buatan
Guru adalah validitas kurikuler.
d. Mengadakan checking reliabilita. Salah satu indikator untuk tes yang
Mempunyai realibilitas yang tinggi adalah bahwa kebanyakan dari soal-soal tes itu mempunyai daya pembeda yang tinggi.
2. Analisis Butir Soal (Item Analysis)
Tiga masalah yang berkaitan dengan analisis soal, yaitu :

a. Taraf kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sukar. Soal yang terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk mempertinggi usaha memecahkannya. Sabaliknya soal yang terlalu sukar akan menyebabkan siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena di luar jangkauannya.

Bilangan yang menunjukkan sukar dan mudahnya sesuatu soal disebut indeks kesukaran (difficulty index) dengan simbol P ”proporsi”. Besarnya indeks kesukaran antara 0,00 sampai dengan 1,0. Indeks kesukaran menunjukkan taraf kesukaran soal. Soal dengan indeks kesukaran 0,0 menunjukkan bahwa soal itu terlalu sukar, sebaliknya indeks 1,0 menunjukkan bahwa soalnya terlalu mudah.

Rumus mencari P adalah :

Dimana :
P = indeks kesukaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal itu dengan betul
JS = Jumlah seluruh siswa peserta tes

Latihan :

Ada 20 orang dengan nama kode A s.d. T yang mengajarkan tes yang terdiri dari 20 soal. Jawaban tesnya dianalisis dan jawaban tertera seperti berikut ini.

(1 = jawaban betul; 0 = jawaban salah)
SISWA Nomor Soal Skor Siswa
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 0 1 13
B 0 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 1 1 11
C 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 14
D 0 1 0 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 1 0 9
E 1 1 0 0 1 0 1 1 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 14
F 0 0 0 1 1 1 0 1 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 0 0 8
G 1 0 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 13
H 0 0 0 1 0 0 1 1 0 0 0 1 1 0 1 0 1 0 1 1 9
I 1 1 1 1 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 17
J 0 1 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 13
K 1 1 0 0 0 0 1 1 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 1 0 10
L 0 0 1 0 0 1 0 0 0 0 0 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4
M 1 0 0 0 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 0 1 13
N 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 1 16
O 1 1 0 0 1 0 1 0 1 0 0 1 1 0 1 0 1 1 1 0 12
P 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 0 0 0 0 1 1 10
Q 1 0 0 0 0 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 1 1 9
R 0 1 0 1 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 1 11
S 1 1 0 1 1 0 1 1 1 0 0 1 1 1 1 0 1 1 0 1 14
T 0 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 0 0 1 0 1 10
JUMLAH 10 14 4 9 15 6 18 17 3 11 10 18 20 10 9 7 10 14 13 13

Contoh penggunaan

Misalnya jumlah siswa peserta tes dalam suatu kelas ada 40 orang. Dari 40 orang siwa tersebut 12 orang yanh dapat mengerjakan soal nomor 1 dengan betul. Maka indeks kesukarannya adalah :

Dari tabel yang disajikan tersebut, dapat ditafsirkan bahwa:

- Soal nomor 1 mempunyai taraf kesukaran
- Soal nomor 9 adalah soal yang tersukar karena hanya dapat dijawab betul oleh 2 orang

Indeks kesukaran sering diklasifikasikan sbb:
- Soal dengan P 1,00 sampai 0,30 adalah soal sukar
- Soal dengan P 0,30 sampai 0,70 adalah soal sedang
- Soal dengan P 0,70 sampai 1,00 adalah soal mudah

b. Daya Pembeda
Daya pembeda soal adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dengan siswa yang bodoh (berkemampuan rendah).
Angka yang menunjukkan besarnya daya pembeda disebut indeks diskriminasi (D). Kisaran indeks diskriminasi antara 0,00 sampai 1,00. Tetapi indeks kesukaran tidak mengenal tanda (-), dan indeks diskriminasi ada tanda negatif.Tanda negatif ini digunakan jika suatu soal ”terbalik” menunjukkan kualitas testee.Yaitu anak pandai disebut bodoh dan anak bodoh disebut pandai.
Ada tiga titik daya pembeda yaitu:
-1,00 0,00 1,00
Daya pembeda daya pembeda daya pembeda tinggi
Negatif rendah (positif)

Cara menentukan daya pembeda ( nilai D)

Untuk ini perlu dibedakan antara kelompok kecil (kurang dari 100) dan kelompok besar (100 orang ke atas).

a). Untuk kelompok kecil
Seluruh kelompok testee dibagi dua sama besar, 50 % kelompok atas dan 50 % kelompok bawah. Kemudian seluruh pengikut tes ,dideretkan mulai dari skor teratas sampai terbawah, lalu dibagi 2.
b). Untuk kelompok besar
Untuk kelompok besar biasanya hanya diambil kedua kutubnya saja yaitu 27 % skor teratas sebagai kelompok atas (JA) dan 27 % skor terbawah sebagai terbawah (JB).
Rumus Mencari D (Indeks diskriminasi) adalah :

Keterangan :
J = Jumlah peserta tes
JA = banyaknya peserta kelomppok atas
JB = banyaknya peserta kelompok bawah

BA = banyaknya peserta kelompok atas yang menjawab soal itu dengan benar
BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab soal itu dengan benar
PA = proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar.

c. Pola jawaban soal
Pola jawaban soal adalah distribusi testee dalam hal menentukan pilihan jawaban pada soal bentuk pilihan ganda. Pola jawaban soal diperoleh dengan menghitung banyaknya testee yang memilih jawaban a,b,c, , atau datau yang tidak memilih pilihan manapun (blangko).
Dengan melihat pola jawaban soal , dapat diketahui :
(1) Taraf kesukaran soal.
(2) Daya pembeda soal.
(3) Baik dan tidaknya distraktor.

Sesuatu distraktor dapat diperlakukan dengan tiga cara :
a. Diterima, karena sudah baik.
b. Ditolak, karena tidak baik.
c. Ditulis kembali, karena kurang baik.

You Might Also Like

3 komentar

  1. Yth. Pa Masyhuri Arifin
    tolong saya di beritahu penulis buku atau pembuat teori analisis hasil test ini

    ReplyDelete
  2. trima kasih mas. datanya sangat bermamfaat. buat saya.
    soni. taslim malang.

    ReplyDelete