Jika aktifitas pendulangan logam di Sungai Tahi Ite, Rarowatu, Bombana benar-benar emas, maka sesungguhnya rakyat Bombana saat ini tengah berada dalam ladang rejeki yang tak disangka-sangka. Sebagai penduduk dengan mayoritas Islam, masyarakat Rarowatu patut mensyukurinya, apalagi ini terjadi di bulan Ramadhan, bulan yang penuh berkah. Singkatnya, doa masyarakat Rarowatu telah dibayar tunai oleh Tuhan.
Menonton TV bukan barang baru lagi bagi kita yang haus akan informasi dan Hiburan. Saat ini akses siaran Televisi telah berkembang dan bukan hanya dari Antena Penerima TV biasa dan Antena Parabola. Tapi juga bisa melalui Handphone dan Internet. Teknologi Nonton TV di Handphone saat ini sudah berkembang Pesat dan sudah banyak penyedia Jasa Telekomunikasi Seluler yang berlomba-lomba menyediakan layanan ini seperti Telkomsel. Lain halnya dengan internet, untuk melayani para pemirsanya, stasiun Televisi juga menyediakan layanan Nonton TV di Internet sendiri misalnya Metro TV. Metro TV saat ini memiliki layanan jump TV.
Rumbia, Kepres- Sejak ditemukannya tambang emas di Kabupaten Bombana, salah satu alat yang digunakan dalam mendulang emas secara tradisional yakni wajan. Akibatnya saat ini wajan sangat langkah di Bombana.
Bahkan yang lebih mengagetkan, karena semua toko di Ibukota Bombana yang biasanya menjual wajan, sekarang tidak dapat melayani permintaan konsumen.
Pasalnya, stok wajan di Bombana habis akibat membludaknya permintaan masyarakat Bombana. Dan pada saat pemilik toko meminta dikirimkan stok wajan dari Kolaka dan Baubau, tapi ternyata lagi-lagi persiapan wajan di dua daerah tersebut ikut kosong alias ludes terjual.
Kasipute, KP
Berita penemuan emas di Sungai Tahi Ite, Kecamatan Rarowatu, Kabupaten Bombana seperti diberikan koran ini satu minggu lalu ternyata telah melebar ke mana-mana. Tidak hanya di dalam wilayah Bombana, di luar Bombana pun, bahkan di Sulawesi Selatan, berita penemuan tambang emas itu telah beredar luas. Buktinya, ribuan bahkan puluhan ribu masyarakat dari berbagai wilayah, kini berbondong-bondong ke Bombana.
Mati lampu lagi
lagi lagi mati lampu
Aku jadi jatuh gara - gara mati lampu
Mati lampu lagi
lagi lagi mati lampu
mau bagaimana lagi kalau sudah mati lampu
Hmm kayaknya lagu tersebut pas banget kalau di jadikan theme song kota kendari mati lampu
Tarawih Atau Tidak?
Hal ini biasa kita dengar di kalangan anak muda kota kendari; biasanya mereka menuju masjid tapi kenyataannya mereka hanya duduk berkumpul di sekitar masjid. kondisi seperti ini bisa kita temukan di Pelataran Masjid Agung Al-Kautsar Kota Kendari. kalo mau di lihat sih kelihatan seperti orang Alim dengan busana yang serba lengkap dengan sarung dan kopiah untuk para lelaki dan mukena untuk para perempuan yang siap-siap untuk pergi Shalat Tarawih Berjamaah. Tapi kenyataan mereka hanya duduk berkumpul, bercerita, merokok bahkan ada yang mesra-mesra loh. Iiiiihhhh Ramadhan gini kok mesra-mesra sih. Nggak takut dosa ya?
Tradisi Mudik dan Ancaman Keselamatan
Tanpa terasa kita sudah berada di hari ke 15 atau pertengahan bulan suci Ramadhan. Itu artinya tinggal separuh perjalanan kita umat muslim untuk menjalankan ibadah puasa 1429 Hijriah. Sudah menjadi tradisi saat memasuki pertengahan ramadhan seperti ini sebagian warga pasti sudah mempersiapkan berbagai macam kebutuhan untuk sekedar mudik lebaran bersama keluarga mereka di kampung. Tradisi ini sudah menjadi budaya atau kebiasaan kebanyakan masyarakat Indonesia seperti yang ada di Sulawesi Tenggara kota Kendari. Di Sulawesi Tenggara tradisi mudik lebaran ini mungkin tidak sebanyak dengan pemudik yang ada di pulau Jawa. Karena orang yang mencari kehidupan di Kendari, ibu kota Sulawesi Tenggara cukup sedikit dibanding dengan orang yang mencari hidup di daerah lain seperti Kalimantan, Maluku dan di Jakarta. Tetapi arus mudik lebaran dari Kendari ke kabupaten Kota atau provinsi lain cukup terasa bila memasuki lebaran Idul Fitri.